Menemui Jalan Buntu

Baca: Yesaya 51:1-23

"Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN." (Yesaya 51:3b)

Bagaimana reaksi Anda ketika sedang menempuh perjalanan jauh, di tengah terik matahari yang sangat menyengat dan melelahkan, tiba-tiba menemui jalan buntu, dalam arti yang sesungguhnya? Perasaan Anda pasti akan campur aduk: kecewa, marah, frustasi, kesal membaur jadi satu. Akhirnya tanpa sadar keluarlah dari mulut kita perkataan yang negatif sebagai reaksinya. Dengan perasaan dongkol pun kita akan memutar balik langkah kita dan berusaha mencari jalan alternatif.

Bagaimana jika jalan buntu itu mengacu kepada tidak adanya jalan keluar untuk masalah yang sedang kita hadapi? Ketika menemui jalan buntu sebagian besar orang akan menyerah pada keadaan dan putus asa. Menghadapi jalan buntu juga pernah dialami oleh bangsa Israel ketika mereka dikejar-kejar oleh pasukan Firaun. "Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka..." (Keluaran 14:9), sementara di depan mata mereka terbentang laut Teberau.

Secara manusia mustahil mereka akan terluput dari kejaran orang-orang Mesir ini. Ketika menghadapi jalan buntu umat Israel mengalami keputusasaan dan ketakutan luar bisa, lalu berseru-serulah mereka kepada Tuhan dan berkata kepada Musa, "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?" (Keluaran 14:11).

Ketakutan adalah musuh dari iman! Semakin kita takut semakin lemahlah keadaan kita sehingga kita pun semakin tak punya kekuatan untuk melakukan sesuatu. Ketakutan adalah roh yang harus dilawan dan dikalahkan, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Karena dihantui oleh rasa takut yang berlebihan akhirnya yang terbayang dan timbul didalam pikiran umat Israel adalah hal-hal negatif, bahkan kematian.

Adakalanya Tuhan mengijinkan kita mengalami situasi-situasi sulit dan menghadapi jalan buntu, "...supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1:9).

No comments:

Post a Comment

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...